Kecam Penyerangan Teroris KKB Terhadap Warga Sipil di Nduga, KSP: Pelaku Akan Diproses Hukum

Ilustrasi

JAKARTA – Kantor Staf Presiden (KSP) mengecam tindakan keji teroris Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang menewaskan 10 warga sipil di Kabupaten Nduga, Papua.

Tenaga Ahli Utama KSP Jaleswari Pramodhawardani menyatakan pemerintah tidak tinggal diam terhadap aksi penyerangan teroris KKB.

Saat ini aparat gabungan dengan cepat telah mengamankan lokasi kejadian dan memburu pelaku pembantaian warga sipil tersebut untuk diproses secara hukum.

“Penegakan hukum dan optimalisasi institusi keamanan akan terus dikedepankan untuk menindak siapa pun yang berupaya menyebar teror, mengganggu ketertiban dan keamanan masyarakat, terlebih menimbulkan korban jiwa di Tanah Papua,” ujar Jaleswari dalam pesan tertulisnya, Sabtu (16/7/2022).

Aksi penembakan warga sipil yang dilakukan teroris KKB terjadi sekitar pukul 09.45 WIT di Kampung Nogolait, Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, Sabtu (16/7).

Total 12 warga sipil menjadi korban, 10 orang di antaranya meninggal dunia akibat tembakan dan senjata tajam. Dua warga lainnya mengalami luka-luka.

Sebagian korban tewas mengalami luka tembak dan sebagian lagi luka senjata tajam akibat penyerangan teroris KKB.

Penyerangan warga sipil ini diduga melibatkan sekitar 21 anggota KKB. Penembakan warga sipil ini diawali seorang anggota teroris KKB yang membawa pisau memasuki kios milik warga.

Anggota teroris KKB tersebut kemudian menyuruh orang di dalam kios untuk keluar disertai dengan menghambur barang.

Tak lama kemudian sekitar 20 anggota teroris KKB dengan membawa kurang lebih 15 senjata laras panjang jenis campuran, termasuk sniper stayer berteriak agar semua laki laki di dalam kios untuk keluar.

Ada lima orang laki-laki dan dua orang perempuan yang salah satunya anak kecil keluar dari kios. Kemudian dua orang perempuan disuruh masuk kembali ke dalam kios. Lima orang laki-laki tersebut kemudian dipukul dan ditembak mati.

Setelah kejadian di kios, anggota teroris KKB melanjutkan aksi keji dengan memberhentikan sebuah truk yang membawa lima warga sipil di depan kios.

Tiga anggota KKB yang masing-masing membawa senjata api laras panjang melakukan penembakan terhadap warga sipil yang ada di dalam truk. Tiga orang duduk di dalam truk dan dua orang berada di bak truk tewas.

Pendeta jadi korban

Komandan Resor Militer 172/Praja Wira Yakthi Brigjen TNI Juinta Omboh Sembiring menjelaskan dari 10 korban meninggal salah satunya adalah seorang pendeta Eliaser Baye (54). Korban merupakan masyarakat asli Papua.

Juinta menyatakan aksi penyerangan teroris KKB terhadap warga sipil jauh dari rasa prikemanusiaan. Pendeta Elias, sambung Juinta, meregang nyawa setelah dibacok dan menerima tembakan dari anggota teroris KKB.

“Kami mengecam aksi keji ini hingga merenggut banyak nyawa masyarakat sipil termasuk seorang pelayan Tuhan yang seharusnya dihormati dan dilindungi. Kalau pelayan Tuhan saja dibunuh secara sadis, apakah masih bisa dikatakan orang tersebut beriman,” ujar Danrem Juinta, Sabtu (16/7/2022). Dikutip dari TribunPapua.com.

Juinta menambahkan saat ini jenazah pendeta Elias telah diserahkan kepada keluarga dan dimakamkan di Distrik Kenyam.

Sementara untuk korban lainnya, telah dievakuasi menggunakan alat angkut udara menuju Timika.

Proses evakuasi dilakukan bersama pasukan gabungan dari Kodam XVII/Cenderawasih, Polda Papua, Korem 174/ATW serta DanLanud Timika.

Berikut identitas korban penembakan teroris KKB di Kabupaten Nduga, Papua;

1. Yulius Watu, laki-laki, usia 23 tahun, swasta.
2. Hubertus Goti, laki- laki, usia 23 tahun, swasta.
3. Daeng Marannu, laki-Laki, usia 42 tahun, swasta.
4. Taufah Amir, laki-laki, usia 42 tahun, swasta.
5. Johan, laki-laki, usia 26 tahun, swasta.
6. Alex, laki-laki, usia 45 tahun, swasta.
7. Eliaser Baye, laki-laki, 54 tahun, pendeta.
8. Nasjen, Laki-laki, usia 41 tahun, swasta.
9. Yuda Nurusinga, laki-laki, usia 42 tahun.
10. Sudirman, laki-laki, usia 36 tahun, swasta.

sumber : kompas.tv

Exit mobile version