Jakarta, 12 September 2021 — Pandemi Covid-19 tak menyurutkan semangat para mahasiswa untuk berprestasi. Hal tersebut ditunjukan dengan berbagai prestasi yang diraih, salah satunya melalui Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (Pilmapres) Tahun 2021 jenjang Diploma dan Sarjana yang diselenggarakan oleh Pusat Prestasi Nasional, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Puspresnas Kemendikbudristek).
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim mengaku bangga atas capaian mahasiswa di situasi penuh tantangan ini. “Saya mengagumi ketangguhan adik-adik untuk terus berprestasi. Selamat pada seluruh peserta dan finalis,” ucap Mendikbudristek secara virtual, pada Malam Penganugerahan Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (Pilmapres) Tahun 2021, pada Kamis (9/9).
Peraih juara pertama mahasiswa berprestasi Jenjang Sarjana diraih Refa Rahmaddiansyah dari Universitas Andalas, juara kedua diaraih R. Imam Nuryaman dari Institut Pertanian Bogor, dan juara ketiga Ilham Subandoro dari Institut Teknologi Bandung. Untuk Jenjang Diploma, juara pertama diraih Fadl Lul Hakim Ihsan dari Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, juara kedua diraih Sovia Rahmania Warda dari Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, dan juara ketiga oleh Ni Putu Adeyani dari Universitas Diponegoro.
Menteri Nadiem mengajak mahasiswa memaknai lagi arti mahasiswa berprestasi, yaitu kontribusi bagi sesama. “Selama pandemi, pelajar dan mahasiswa terpanggil hatinya membantu pemerintah mengatasi pandemi dengan jadi Relawan Covid-19 Nasional dan mengikuti Program KKN Tematik Kampus Merdeka. Puluhan ribu mahasiswa juga terjun pada Program Kampus Mengajar, membantu guru-guru SD dan SMP mengajar di tengah pandemi untuk mengejar kemajuan bidang numerasi dan literasi,” terang Mendikbudristek.
“Ini bukti semangat juang tinggi mahasiswa memberi manfaat bagi orang lain. Ini makna prestasi sesungguhnya. Saya harap kalian dapat menjadi contoh bagi para mahasiswa lain untuk menularkan semangat prestasi dan kontribusi,” harap Mendikbudristek.
Senada dengan itu, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi), Kemendikbudristek, Wikan Sakarinto mengaku bangga atas semangat berprestasi mahasiswa di tengah pandemi. “Ini membuktikan kalian generasi Indonesia yang tangguh dan pantang menyerah. Teruslah berkarya dan berkontribusi,” ucap Dirjen Wikan.
Peraih Pilmapres 2012 yang kini merupakan CEO Ruangguru, Muhammad Isman Usman, mengaku, “Defisini berprestasi bukanlah juara 1,2,3. Tapi dampak apa yang diberikan kepada bangsa dan negara setelah ini.” Diterangkan Imam, dulu ia menyangka berkompetisi dengan para mahasiswa ambisius. “Ternyata, saya belajar betapa rendah hatinya mereka dengan prestasi yang diraih, dan betapa mereka cinta Indonesia,” ucap Imam yang mengaku masih bersahabat baik dengan rekan-rekan angkatannya.
Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Pusat Prestasi Nasional, Asep Sukmayadi, berbangga pada semua peserta. “Ini kedua kalinya Pilmapres digelar daring, tapi saya kagum, bahwa pandemi tidak menyebabkan adik-adik patah semangat,” tutur Asep. Dirinya juga mengingatkan kepada yang belum juara untuk tidak berkecil hati. “Ini bukan satu-satunya kesempatan. Justru semoga ini menjadi bekal pengalaman bagi adik-adik semua yang tertanam dalam benak untuk mengaktualisasikan masa depan gemilang,” jelas Asep.
Juara Dua Jenjang Sarjana, R. Imam Nuryaman, mengaku dirinya terinspirasi nasihat ayahnya untuk terus berprestasi. “Hidup itu tentang berpihak dan berpijak. Keberpihakan kitalah menuntun kita ke mana harus berpijak, dan jangan pernah berpihak selain kepada yang terinjak,” terang Imam.
Dirinya pun mengaku terus memacu diri untuk menjadi lebih baik setiap harinya. “Kita harus memberikan yang terbaik setiap hari dan menuangkan gagasan-gagasan kreatif bagi orang-orang yang punya keterbatasan dan kesulitan,” terang Imam.
Anggota Dewan Juri Jenjang Sarjana, Untung Yuwono, mengaku Pilmapres tahun ini semakin kompetitif. “Imam tadi menyampaikan semua pantas jadi juara, karena sudah tahu benar juara itu seperti apa. Pada Pilmapres, ada juara 1, 2, dan 3, itu hanya bonus,” jelas Untung.
“Perubahan pada sistem pemilihan mahasiswa berprestasi tahun ini tampaknya juga berpengaruh di program sarjana. Tidak hanya pengakuan pada kompetisi atau prestasi, tapi juga penilaian terhadap pengabdian terhadap masyarakat, hasil karya kewirausahaan, yang semua berbobot serupa. Artinya mahasiswa dituntut menunjukkan keunggulan di semua lini. Ini sebabnya kompetisi makin ketat,” terang Untung.
Tahun ini, sebanyak 456 mahasiswa jenjang sarjana dan 190 mahasiswa jenjang diploma diseleksi tahap wilayah, dan dari jumlah tersebut telah ditentukan sebanyak 15 mahasiswa sarjana dan 15 mahasiswa diploma terbaik sebagai finalis.
Untung melihat melihat kepekaan mahasiswa berprestasi terhadap masyarakat sekitar dari gagasan-gagasan kreatif yang diusung. “Mereka memanfaatkan karakteristik industri 4.0, literasi data dan teknologi. Perhatian mereka terhadap kekayaan hayati diarahkan kepada kekritisan dalam kondisi pandemi, seperti gambar yang dapat mencegah dan membantu penanganan kanker paru-paru. Bunga telang menjadi indikator apakah suatu makanan layak atau tidak, hingga limbah ampas tempe sebagai bahan baku terapi badai Sitokin untuk pasien Covid-19. Ini menonjol tahun ini,” pungkas Untung.