Momen Membangkitkan Lomba Bertutur Nasional Meningkatkan Budaya Baca Anak-Anak di Daerah

Mengenalkan budaya dan kearifan lokal Indonesia kudu diawali sejak umur dini. Tidak memadai dari cerita lisan orangtua, anak-anak juga mampu mendapatkannya berasal dari buku di perpustakaan.

Sehingga anak tak cuma dapat mengenali kekayaan budayanya sendiri, tetapi juga keanekaragaman budaya Nusantara. Lewat folklor dan cerita legenda, anak-anak dapat berimajinasi, menyita pesan ethical dan menjadikannya modal pembentukan jati diri dan akhlak.

“Cerita-cerita daerah selamanya sarat nilai-nilai positif yang mampu dijadikan panutan dan tuntunan dalam keseharian,” kata Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando waktu terhubung Lomba Bertutur Tingkat SD/MI Nasional 2021, yang digelar virtual, Senin, (6/9/2021).

Syarif Bando mengatakan, sebagai generasi penerus bangsa yang dapat melanjutkan estafet pembangunan, anak-anak wajib rajin membaca dan mengakses wawasan. Jangan terbujuk media sosial, godaan narkoba, ataupun pergaulan tidak terkontrol.

Gambaran kehidupan 25 tahun mendatang adalah apa yang dibaca waktu ini. Anak-anak sejak usia sekolah dasar terhitung perlu diberikan keleluasaan dalam memperoleh atau mencari sumber-sumber pengetahuan lain, yang tidak sekadar diperoleh melalui buku-buku berbasis kurikulum.

Keleluasaan didalam melacak ilmu nantinya bakal memberi tambahan mereka kelenturan dalam proses berpikir. Menghasilkan asumsi yang luwes, berani terima perbedaan pendapat, tangguh disaat menghadapi tantangan, dan adaptif didalam pergaulan. Mereka tidak akan terperangkap dalam pola pikir yang sempit.

Sementara itu, Pusat Analisis Perpustakaan dan Pengembangan Budaya Baca Perpustakaan Nasional Adin Bondar mengatakan, ajang tahunan ini mampu dijadikan sebagai upaya menumbuhkembangkan kegemaran membaca anak-anak dan juga kecintaan mereka pada karya budaya bangsa lewat buku-buku cerita daerah.

“Kemampuan bertutur adalah buah berasal dari pemahaman memaknai yang tersirat dan tersurat yang diperoleh dari kegiatan membaca,” ujar Adin Bondar.

Anak-anak adalah mutiara berharga. Kekayaan tak ternilai karena berasal dari tangan-tangan mereka kelak cerita kesuksesan bangsa Indonesia akan mereka teruskan berasal dari generasi-generasi. Maka itu, seluruh pihak kudu bertanggung jawab menjaganya berasal dari terpaan budaya hedonisme, sifat angkuh, cepat berpuas diri, dan bahagia merendahkan orang lain yang sanggup menyebabkan kerusakan sistem pikir dan tumbuh sifat mereka di jaman mendatang.

Lomba Bertutur tingkat SD/MI Nasional 2021 sendiri diikuti 34 peserta yang mewakili tiap provinsi. Pelaksanaan lomba terjadi selama lima hari, yaitu 6-10 September 2021. Lomba ini merupakan program prioritas di dalam upaya menumbuhkembangkan budaya bertutur dan gemar membaca sejak umur dini. Menjadi anggota dari prinsip Perpusnas untuk selamanya mencerdaskan anak-anak bangsa lewat bahan bacaan yang sarat kearifan budaya dan nilai-nilai luhur.

Secara khusus, tiap tiap kontestan terbaik dari berbagai lomba dan kategori lain dapat menerima penghargaan Nugra Jasadarma Pustaloka pada malam puncak Gemilang Perpustakaan Nasional 2021, yang diadakan bertepatan bersama dengan Hari Kunjung Perpustakaan, yaitu pada 14 September.

Exit mobile version