Ungkap Kasus Narkoba Timur Tengah, Polri Sita 1,1 Ton Sabu-sabu

HALO SEMARANG – Polda Metro Jaya dan Polres Jakarta Pusat, kembali menorehkan prestasi dengan berhasil mengungkap kasus narkotika jenis sabu-sabu seberat 1.1 ton asal Timur Tengah dan Afrika.

Sabu-sabu tersebut disita polisi dari empat lokasi, yakni apartemen Green Pramuka, Jakarta Pusat; Apartemen Bassura, Jakarta Timur; ruko Pasar Modern Bekasi, Jawa Barat; dan Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat.

Dari apartemen Green Pramuka, Jakarta Pusat, polisi menemukan sabu-sabu seberat 150 kilogram. Barang-barang tersebut diduga milik H alias NO, yang hingga kini masih buron.

Di apartemen Bassura, Jakarta Timur, polisi menemukan barang bukti 75 kilogram sabu-sabu dan menahan satu tersangka, AK. Polisi juga menyita barang bukti 511 kilogram sabu-sabu, dengan tersangka NW, CSN, dan UCN di ruko Pasar Modern Bekasi, Jawa Barat. CSN, dan UCN adalah warga negara Nigeria. Adapun dalam penggerebekan di Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat, polisi menahan NR dan HA.

Hingga saat ini seluruh tersangka masih diperiksa di Polda Metro Jaya guna mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, dalam keterangan pers di Mapolda Metro Jaya, Senin (14/6) mengapresiasi jajarannya, yang telah bekerja untuk mewujudkan Indonesia terbebas dari narkoba.

Namun demikian, Jenderal Listyo Sigit Prabowo juga menyatakan sangat prihatin, dengan banyaknya narkoba masuk ke Indonesia, mesikipun dalam situasi pandemi Covid-19 saat ini.

“Pengungkapan ini merupakan bagian dari komitmen kami, untuk memberantas kejahatan transnational crime peredaran gelap narkoba,” kata Kapolri.

Dalam beberapa bulan terakhir, kata dia, jajaran kepolisian juga berhasil mengagalkan peredaran 3,6 ton narkoba jenis sabu-sabu.  Dalam tiga bulan ke belakang, total setidaknya sudah 5 ton narkoba jenis sabu-sabu yang berhasil disita.

Menurut dia, ini merupakan gambaran bahwa Indonesia masih dipandang sebagai pasar narkoba yang menjanjikan bagi para bandar.

“Kami prihatin Indonesia saat ini menjadi negara dengan jumlah konsumen yang sangat besar, terbukti dengan beredarnya narkoba dalam kurun waktu yang tidak lama, walaupun kita ungkap ini menjadi gambaran keprihatinan tantangan ke generasi kita,” kata Sigit. (HS-08)

Exit mobile version