Polri menanggapi hasil survei nasional yang dilakukan oleh Etos Indonesia Institute memuat harapan masyarakat kepada institusi Polri agar semakin baik di bawah kepemimpinan Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo.
Masyarakat masih belum puas dan mengharapkan perbaikan, salah satunya tidak ada lagi praktik pungli.
“Apa pun hasil survei itu kami terima sebagai masukan, tentunya sebagai pembenahan yang lebih baik,” kata Kabag Penum Divisi Humas Polri, Kombes Ahmad Ramadhan.
Ramadhan menyebut Polri merupakan lembaga penegak hukum yang sering disurvei. Dia menuturkan empat tahun terakhir sejumlah lembaga survei meriset Polri untuk mengetahui tingkat kepercayaan publik.
“Kepercayaan terhadap Polri semakin meningkat dan kalau boleh kami katakan di atas rata-rata. Kami tidak mau membandingkan dengan yang lain, tapi kepercayaan publik terhadap Polri semakin meningkat, tapi maaf apa pun hasil survei ini tetap kami terima,” ujar Ramadhan.
Ramadhan mengatakan setiap lembaga survei meriset dengan sudut pandang dan responden yang berbeda. Namun, terlepas dari itu Polri siap menerima kritikan masyarakat.
“Karena kritik bagi kami, kami bukan antikritik. Kritik masyarakat menandakan masyarakat peduli terhadap organisasi Polri itu sendiri dan masyarakat menginginkan Polri menjadi lebih baik,” ujar Ramadhan.
Dia mengatakan kritikan bisa menjadi motivasi Korps Bhayangkara melakukan perubahan lebih baik lagi. Polri tengah gencar meluncurkan aplikasi dalam program 100 hari kerja Kapolri Jenderal Listyo untuk meningkatkan pelayanan dan transparansi kepada masyarakat.
“Aplikasi itu semata-mata untuk mewujudkan situasi keamanan negara ini menjadi tercipta lebih baik. Kalau negara kita aman, pembangunan semakin lancar,” kata dia.
Sebelumnya, hasil survei Etos Indonesia Institute menunjukkan 57 persen masyarakat tidak puas dengan kinerja Polri, 38 persen puas, dan 5 persen tidak menjawab.
Kinerja Polri yang tidak memuaskan ialah, 21 persen praktik pemerasan dan kekerasan, 19 persen malapraktik dalam tindakan penyelidikan, 17 persen banyaknya tindakan pungutan liar (pungli).
Kemudian, 16 persen masih tingginya praktik salah tangkap, 13 persen kurangnya respons terhadap laporan pelayanan publik, 10 persen menjawab banyaknya polisi terlibat dalam kriminalitas, dan 4 persen lain-lain.
“Masyarakat banyak menaruh harapan besar kepada Kapolri baru, terutama kinerja Polri selama ini yang mungkin dianggap masyarakat tidak maksimal dan masyarakat sangat berharap besar, apabila institusi Polri dipimpin oleh Bapak Jenderal Polisi Listyo Sigit akan lebih baik lagi dari sebelumnya,” kata Direktur Eksekutif ETOS Indonesia Institute, Iskandarsyah di Cafe Pondok Rangi, Senen, Jakarta Pusat, Sabtu, 8 Mei 2021.
Survei dilakukan terhadap 2.000 responden dengan margin of error 1,27 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. Metode yang digunakan ialah self-administered survey atau pengumpulan data primer dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada responden individu.
Sebanyak 2.000 responden itu tersebar di enam wilayah yakni Jakarta, Surabaya, Medan, Makassar, Semarang, dan Bandung. Survei dilakukan pada 1-22 Maret 2021 terhadap masyarakat berusia 17 tahun ke atas. Terdiri atas 51 persen pria dan 49 persen perempuan.