Manado, BeritaManado.com — Caroline “Dea” Tasirin menjadi salah satu perwakilan pemuda Indonesia di Youth20 (Y20).
Diketahui, Y20 adalah salah satu engagement group G20.
Dalam Y20, Caroline “Dea” Tasirin berfokus membahas poin sustainability, climate change and environment (keberlanjutan, perubahan iklim dan lingkungan)
Dea sapaan akrab Caroline “Dea” Tasirin kini berprofesi sebagai Dosen LB di Program studi Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado.
Ia juga merupakan Co-founder dan field coordinator Sulawesi Utara (Sulut) Semangat.
Dea Tasirin memiliki pendidikan, prestasi dan pengalaman organisasi yang patut diacungi jempol.
Pendidikan, prestasi dan pengalaman organisasi Dea Tasirin yakni:
- Sarjana Kehutanan di Prodi Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado.
- Master of Forest Science dari Yale School of the Environment.
- Wakili Unsrat ke National Universities English Debating Championship tahun 2010.
- Wakil II Noni Unsrat tahun 2010.
- Ketua Umum Dewan Pengurus XVII Mahasiswa Pencinta Alam Areca Vestiaria, Fakultas Pertanian Unsrat periode 2011 hingga 2012.
- Co-founder Sam Ratulangi English Debating Society.
- Fokus penelitian: Floristik dan ekologi hutan tropis.
- President, Forestry Club (jabatan Spring 2019).
- Conference Co-chair, International Society of Tropical Foresters (2018-2019).
- Student Deacon, University Church in Yale (2017-2019).
- Beasiswa penuh dari CIFOR-USAID dan Yale University.
- Academic Fellow for Environmental Issues, Young South East Asian Leaders Initiative (YSEALI) with East-West Center, University of Hawai’i, utusan Indonesia untuk batch Fall 2016.
- Perwakilan Children and Youth di United Nations Forum on Forests 2018.
- Penerima YSEALI Seeds for the Future 2020 grant untuk Sulut Semangat.
Diberitakan sebelumnya, menjelang pertemuan para pemimpin 20 negara dengan tingkat perekonomian terbesar dunia atau G20 bulan Oktober 2021 mendatang, generasi muda perwakilan dari 20 negara ini akan dipertemukan di Italia.
G20 adalah kelompok negara yang terdiri dari Uni Eropa dan 19 negara lainnya yakni Argentina, Australia, Brazil, Canada, Tiongkok, Jerman, Perancis, India, Indonesia, Italia, Jepang, Mexico, Federasi Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Korea Selatan, Turki, Inggris dan AS.
Dalam pertemuan ini, Indonesia mengirim tiga delegasi pemuda, dua di antaranya adalah perempuan muda, yang masing-masing berkiprah di bidang politik dan lingkungan.
Salah satunya yakni Caroline “Dea” Tasirin adalah seorang dosen di Universitas Sam Ratulangi Manado.
Perempuan asal Manado ini memperoleh gelar Master of Forest Science dari Yale School of the Environment.
Dea sapaan akrab Caroline “Dea” Tasirin berpengalaman dalam konservasi, keterlibatan masyarakat, dan pendidikan lingkungan.
Ia juga aktif berbagi pengetahuan bersama masyarakat adat yang tinggal di sekitar hutan.
Saat ditemui BeritaManado.com, Caroline “Dea” Tasirin mengucapkan puji syukur kepada Tuhan karena bisa diberikan kesempatan untuk mewakili pemuda di Indonesia dalam ajang ini.
“Saya tidak menyangka bisa mendapatkan kesempatan mewakil pemuda di Indonesia dalam pertemuan perwakilan generasi 20 negara ini,” kata Caroline “Dea” Tasirin.
(Rei Rumlus)