TEMPO.CO, Jakarta – Women Grandmaster International asal Indonesia, Irene Kharisma Sukandar atau biasa dikenal Irene Sukandar telah banyak meraih prestasi dan mendapat penghargaan. Irene kembali ramai dibicarakan oleh publik setelah kemunculannya di video podcast milik Deddy Corbuzier beberapa waktu lalu.
Irene Sukandar bakal bertanding hari ini, Senin, 22 Maret 2021 melawan Dadang Subur alias Dewa Kipas yang belakangan viral setelah mengalahkan International Master Levy Rozman dengan akun Gothamchess di Chess.com.
Bagi sebagian masyarakat Indonesia, terutama penggemar olahraga catur, Irene mungkin sudah tidak asing lagi berkat prestasinya yang berhasil mengharumkan nama bangsa di kancah dunia di bidang percaturan.
Wanita kelahiran 7 April 1992 silam ini telah banyak meraih gelar kejuaraan catur, bahkan ketika dirinya masih berusia 10 tahun sudah berhasil menggaet juara 3 di Kejuaraan Catur Asean 2002 di Singapura.
Irene merupakan pecatur wanita pertama Indonesia yang mendapatkan gelar Women Grandmaster International, ia meraih gelar Women Grandmaster pada Desember 2008 dan International Master pada 2014. Peringkat FIDE Irene pada Maret 2021 mencapai 2413 dan peringkat tertinggi elo ratingnya mencapai 2432 pada 2016 lalu.
Di usianya yang baru menginjak 11 tahun, Irene telah menjuarai sejumlah ajang perlombaan catur tingkat Asia Tenggara dan Dunia, yaitu Juara 4 KU 10 tahun Kejuaraan Catur ASEAN di Malaysia 2003, Dua medali perak pada SEA Games Vietnam 2003, dan Peringkat ke-9 Kejuaraan Dunia Junior di Yunani 2003, serta Medali perak Olimpiade Catur papan tiga di Spanyol 2003.
Setahun berikutnya, Irene meraih peringkat ke-14 Kejuaraan Dunia Junior KU 14 tahun di Pulau Kreta, Yunani 2004, serta Medali perak Kejuaraan Catur Asia di bawah 14 tahun di Singapura 2004. Bahkan di tahun 2005, Irene imbang melawan GMW Corke, juara 1 Kejuaraan Catur Asia KU 14 Singapura, dalam dwitarung tersebut keduanya seri dengan skor 3-3.
Tahun 2006, di usianya yang ke 14 tahun, Irene mencapai peringkat 4 Kejuaraan Dunia Junior di Georgia, kemudian di tahun 2008, Irene Kharisma Kusnandar dinobatkan sebagai The Best Player Women pada Malaysia Open 2008, di usianya yang ke-16 tahun.
Irene Sukandar mampu menahan imbang 2-2 IM Tania Sachdev dalam dwilomba JAPFA 2010, di tahun yang sama ia juga berhasil menyabet Juara 1 dalam Brunei Invitational IM Tournament 1 serta juara 2 dalam Brunei Invitational IM Tournament 2 pada tahun 2010.
Saat kejuaraan olahraga tingkat Asia Sea Games ke 26 tahun 2011 yang digelar di Indonesia, Irene berhasil mengamankan medali perunggu. Irene kembali dinobatkan sebagai The Best Woman Player di Queenstown Chess Classic, Selandia Baru pada Januari 2012 tepat di usianya yang ke 20 tahun, di tahun yang sama Irene juga berhasil menjadi Juara 1 Asian Continental Chess Championship di Vietnam tahun 2012.
Pada laga catur yang diadakan pada 7-14 Mei 2013, The 5th Alexander the Great open Championship 2013 di Chalkidiki, Yunani, lagi-lagi Irene meraih juara satu dalam even tersebut.
Untuk ketiga kalinya Irene dinobatkan sebagai The Best Woman Player di Grand Europe Open Albena, Bulgaria bulan Juni 2013. Pada Sea Games ke 27 pada 5-22 Desember 2013 di Nay Pyi Taw, Myanmar, Irene menunjukkan taringnya, ia dua kali berturut-turut mengamankan medali emas dalam kategori International Chess Rapid dan International Chess Blitz.
Di tahun 2014, Irene berhasil menggaet Juara 1 Australian Women’s Masters di Melbourne, Australia pada Januari 2014 dan Juara 1 Asian Continental Chess Championship di Sharjah, Uni Emirat Arab, April 2014.
WGMI Irene Kharisma Kusnandar juga mendapat banyak penghargaan selama menempuh kariernya sebagai pecatur wanita, di antaranya tahun 2005 Irene mendapat penghargaan Parama Krida Pratama dari Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono.
Penghargaan sebagai Atlet Harapan Indonesia Terbaik pada Indonesian Sports Award. Dan pada tahun yang sama juga mendapat penghargaan Atlet Wanita Berprestasi Internasional dari PERWOSI (Persatuan Wanita Olahraga Seluruh Indonesia) tahun 2006. Irene juga mendapatkan penghargaan dari Tabloid BOLA sebagai Atlet Harapan Terbaik tahun 2007.
Tak hanya itu, di tahun 2008 Irene Sukandar mendapatkan rekor dari MURI sebagai Wanita Pertama Indonesia yang bergelar Grand Master Wanita. Tahun berikutnya, Irene diberi penghargaan sebagai Atlet Putri Terbaik Indonesia di Anugerah Atlet Olahraga Indonesia 2009.
Dengan begitu banyak raihan prestasi tersebut, publik memang banyak yang menanti seperti apa hasil tanding catur Irene Sukandar versus Dewa Kipas alias Dadang Subur yang boleh dibilang bukan siapa-siapa dalam dunia catur professional.